Friday, July 19, 2013

Seumur-umur naik motor, baru perdana kali ini saya jatuh...

Kira-kira ukuran seumur-umur itu adalah sekitar 10 tahun. Ya, saya mulai bisa mengendarai sepeda motor sejak masih duduk di kelas 1 SMP di tahun 2003. Kala itu saya diajarin sama teman cowok saya (dasar, kenapa harus teman cowok? Bukannya bapak atau kakak sendiri ye | waktu itu mereka sedang sibuk semua, alhasil teman cowok saya inilah yang ngajarin saya untuk bisa naik motor). Dan saat ngegas untuk pertama kalinya saya langsung dapat menyeimbangkan diri dan akhirnya saya pun melaju dengan konstan. Merasa takjub hampir tidak percaya, akhirnya saya bisa juga membawa motor! Horeee!

Sejak saat itu saya pun makin mahir mengendarai motor,  dari di jalan lingkungan maupun jalan besar. Kalau mau tau nih, gaya saya dalam mengendarai motor semacam agak serabutan (yang pernah diboncengin saya pasti merasakan betapa saya kalau naik motor udah kayak ulet kepanasan terlebih pas adegan nyalip-nyalipnya hahaha). Tapi tenang aja, walau demikian saya tetap pada tingkat keamanan yang bisa dimasukkan ke dalam kategori pengendara motor paling aman sedunia (jir lebai). Iya, bahkan saya nyaris tidak pernah mendapatkan pengalaman kecelakaan sedikit pun ketika membawa motor di jalan loh. Percaya deh.

Namun, kali ini anda boleh kecewa (silahkan saja, lagi pula saya juga kecewa sama sendiri nih, akhirnya nyicipin juga pengalaman jatuh dari motor setelah 10 tahun mahir berkendara | ya namanya juga kecelakaan ya, bisa terjadi ke siapa pun, kapan pun, dimana pun). Tahun 2013 ini adalah kali pertama saya mendapat kecelakaan ketika sedang mengendarai motor. Tepatnya di Jalan Raya Puputan Renon, Denpasar.

Jadi gini ceritanya. Semalam, saya dan berduabelas teman PLIO sedang konvoi berenam motor saat mencari tempat makan untuk disantap bersama sekaligus merayakan kedatangan teman kami dari PU Jakarta, Dwiky Sarahidha dan Taya Pratiwi. Posisinya Sarah membonceng Gesti, saya membonceng Mining, Wahyu membonceng Taya, melaju di sebelah kiri jalan. Lalu muncullah secara tiba-tiba Ella yang dibonceng oleh Umar dari arah sebelah kanan jalan sambil teriak “Eh belok kanan choy, belok kanan!”. Saya yang mendengarnya langsung sigap menyalakan lampu sen ke arah kanan. Namun sayang, saya kurang berhati-hati. Saya lupa kalau orang mau belok ya nunggu kendaraan yang mau lurus ya. Eh ini saya malah hajar terus buat belok ke kanan itu. Dan…BRAK! Saya tersenggol badan mobil di lampu depan bagian kiri, saya langsung banting setir, kemudian langsung oleng sedikit. Dan akhirnya motor pun terjatuh di jalan. Keadaan lalu lintas yang tadinya hectic seketika langsung membeku karena adanya kecelakaan di muka jalan tersebut. Ketika motor terjatuh, untungnya saya dan Mining tidak ikut terjatuh juga. Kami pun langsung bisa berdiri tegap seakan tak terjadi apa-apa. Kemudian saya langsung mengangkat motor itu dan kembali menaikinya. Sambil duduk di atas motor saya langsung memberi tanda maaf kepada pengemudi mobil tersebut yang saya kira dia akan turun dari mobil dan marah-marah ke saya (jelas saya berpikir demikian, karena memang dalam kejadian ini saya yang salah). Namun ternyata pengemudi mobil yang berperawakan kebapak-bapakan itu malah tersenyum seakan memaafkan keteledoran pengendara motor seperti saya. Wah terharu deh :’D

Teman-teman yang menyaksikan kejadian tersebut langsung segera menepikan motor-motornya dan menyamperi saya dan Mining untuk memastikan kami masih baik-baik saja. Di titik ini, saya dapat melihat kekhawatiran dari air muka mereka terhadap keadaan saya dan Mining. Gila terharu saya melihat mereka semua langsung sigap begitu :’). Dan untunglah, saya dan Mining memang baik-baik saja, alias tidak mendapat luka darah atau luka nyenyeh sedikit pun. Alhamdulillah kami semua masih dilindungi sama Allah SWT :)

Kondisi lalu lintas yang sempat terhenti itu akhirnya berlanjut ramai lancar kembali. Ella menawarkan untuk menyetirkan motor yang saya bawa tadi. Sempat saya menolaknya karena saya rasa saya masih mampu untuk membawanya. Namun dia mengatakan lebih baik saya istirahat terlebih dahulu untuk menenangkan diri dari shock. Dan ternyata memang saya sempat mengalami shock, akhirnya saya pun nurut untuk dibonceng di belakang. Mengingat kejadian tadi, langsunglah saya tertawa-tertawa karena merasa selamat dari maut hahaha. (Sarap ye emang, orang abis jatoh kecelakaan malah ketawa-ketawa  -_-)

Sesampainya kami di tempat makan yang berlokasi di Jalan Badak Agung itu, seketika langsung heboh kembali kami membahas kejadian tadi. Dengan serunya kami saling mengungkapkan kronologis kejadian tadi. Duduk bersampingan di sebelah Mining, saya tak hentinya meminta maaf karena sudah membuat dia merasakan jatuh lagi untuk yang kedua kalinya selama di Bali ini. Kejadian pertama saat dia dibonceng Ella. Ya setidaknya sekarang adil lah ya, ‘genk kp bali’ kini cewek-ceweknya sudah pernah mencicipi ‘maut’ di sini. Hahaha.



Oke, segitu dulu aja #ceritakp gue kali ini. Fyi, sebenernya gue udah banyak nulis segala momen selama di kp di sini sih, cuma baru masuk draft aja. Nanti kalau udah dirasa pas buat dipublish, gue posting deh ya! Dadah! :*