Tuesday, January 8, 2013

Fenomena Kultwit Dahulu vs Kini

Keisengan sore hari ini mengarahkan saya mencoba membaca kembali tweet lama saya. Lalu saya mendapati bahwa dahulu saya lumayan sering memberi kultwit. Anehnya kenapa sekarang-sekarang saya jadi jarang bahkan ga pernah lagi ngultwit sesuatu ya. Entah, hanya terkadang saya merasa agak ragu melakukannya hanya karena tidak ingin dianggap sok menasihati atau malah muncul kekhawatiran takut membanjiri lini masa seseorang? Duh bodohnya kalau saya beranggapan seperti itu. Padahal twitter sendiri kan merupakan media sosial yang memang memberikan kebebasan pada setiap pemilik akunnya mau ngetweet seberapa sering mungkin yang diinginkannya. Di samping itu juga tersedia pilihan tombol follow dan unfollow yang menyerahkan hak sepenuhnya atas preferensi orang-orang yang ingin kita follow. Jadi jumlah following dan followers kita seharusnya tidak mempengaruhi kekeinginan kita untuk ngetweet suatu apapun itu bahkan untuk ngetweet sebanyak-banyaknya. Dan mengingat adanya asas demokrasi akan kebebasan berpendapat di negara ini juga mendukung penduduknya untuk dapat menyalurkan perasaan dan pikiran mereka dengan ngetweet. Tak pelak Indonesia menyambang predikat pengguna twitter terbanyak nomor 5 di dunia.

Jauh dari itu, namun terkadang kita juga harus pandai menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada. Seperti sadar akan usia dan posisi/okupasi kita. Saya sadar saya semakin tua dan saya sekarang masih mengemban status sebagai seorang mahasiswa. Sehingga saya merasa saya harus menyortir matang-matang sesuatu hal yang akan saya tweet. Walau terkadang hal ini menyulitkan diri sendiri karena saya jadi merasa terbatasi dan terkesan jaga image. Saya pun jadi tidak bebas mengungkapkan apa yang ingin saya ungkapkan. Padahal sebenarnya saya sendiri adalah tipe orang yang memiliki sifat berjiwa muda tinggi dan independen. Dikarenakan hal ini kerap kali saya mengabaikan peraturan itu sehingga kadang saya masih ngetweet hal-hal yang saya inginkan padahal kalau dilihat-lihat lagi isi tweetnya hanya sesuatu yang biasa cenderung norak seperti anak abg labil hahaha. Nah situasi yang ditangkap di sini terlihat bahwa perilaku saya tidak selaras dengan usia dan posisi/okupasi saya sekarang. Sehingga memang dirasa perlu menyesuaikannya sedemikian rupa. Lagi pula pembatasan diri ini pada dasarnya untuk mengatur agar diri kita tetap berdiri sesuai pada tempatnya. Ya setidaknya berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Karena itulah sekarang saya mencoba untuk merepresentasikan fungsi saya yang sebenarnya, menjadi seorang mahasiswa yang selayaknya, sembari memberikan kontribusi serta berbagi manfaat kepada lingkungan sekitar hingga mungkin dapat juga ke tingkat negeri terhadap apa yang bisa saya lakukan. Salah satu bentuk kontribusi terkecil yang dapat dilakukan adalah berbuat hal yang positif seperti menuangkan pandangan dan pikiran kita untuk merubah situasi lokal hingga dunia ke konteks yang lebih baik lagi. Dan bentuk kontribusi dalam penyaluran gagasan tersebut saya memilih untuk menyalurkannya lewat media blog. Itulah alasan saya sudah jarang melemparkan kultwit-kultwit di twitter. Mungkin saya juga terlanjur lebih nyaman jika menuliskan sesuatu ke blog saja dibanding ke twitter. Namun tidak menutup kemungkinan untuk tetap memberikan sesuatu hal yang positif ke twitter saya. Berikut saduran beberapa kultwit pilihan yang pernah saya twitkan di akun twitter pribadi saya.


Jika dilihat dari kulwit di atas terdapat persamaan sekaligus perbedaan terhadap tulisan saya di pos ini. Persamaan dan perbedaannya terletak di media sosial yang dibahas. Pada waktu itu saya berbicara tentang facebook dan twitter, kini saya membandingkan efektifitas penggunaan twitter dengan blog dalam hal penyaluran pendapat, pandangan, serta pemikiran diri.

Ada lagi kultwit menarik yang pernah saya sampaikan secara ringan di twitter ketika saya mendapat follower request dari idola saya, Justin Bieber. Saya ngefans semenjak kemunculan pertamanya sebagai penyanyi baru bertalenta di perkancahan musik dunia. Selain suaranya yang bagus dan musiknya yang dance-able, tentunya dia juga memiliki paras rupawan alias ganteng banget booo! (hahaha mulai deh sifat abg saya keluar :p | inget umur kali mbak -_-). Ya itulah yang saya alami waktu itu, saya sempat begitu tergila-gila sama JB dan selalu mention dia untuk memfollow saya. Namun seberapa sering saya mention dia tetap saja tidak pernah ada reply atau retweet sekalipun. Sampai akhirnya setahun kemudian permintaan saya dibaca olehnya dan benar saja tiba-tiba saya mendapat follower request dari JB! Wah rasanya senang sekali menjadi salah satu dari sekian banyak fangirl lainnya yang di-notice dan di-followback sama artis luar negeri semacam JB hohoho. Lalu muncul lah kultwit mengenai kekuatan bermimpi seperti di bawah ini.


Oke, jadi itulah beberapa kultwit yang saya temukan dari hasil ubek-ubek tweet lama saya. Cukup lumayan untuk diabadikan dan dijadikan kenangan mengingat betapa labilnya saya dahulu, sekaligus sebagai permulaan awal pribadi sebelum bertransformasi menjadi seorang yang lebih termanajemen lagi. Khususnya dalam hal memberi kultwit di sosial media seperti blog ini. Ya dalam hal menyalurkan ide, pendapat, maupun pikiran ke dalam bentuk tulisan yang lebih layak lagi.

No comments:

Post a Comment